Selain untuk bumbu masakan, siapa sangka ternyata bawang putih dapat menurunkan resiko kanker lho mari kita simak penjelasannya.
Bawang putih memiliki nama latin Allium sativum. Dilihat dari namanya, bawang putih merupakan sayuran yang masuk dalam keluarga Allium. Tanaman ini dapat tumbuh dengan berbagai ukuran dan dapat di tanam dengan tumbuhan lain bersama sayuran sebagai pestisida alami.
Seperti kalian tahu bahwa bawang putih mempunyai aroma sulfur (belerang) yang kuat. Selain belerang, bawang putih juga mengandung berbagai senyawa yang baik untuk kesehatan, seperti ariginin, oliogosakarida, flavonoid, dan selenium.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol jahat. Hal ini karena kandungan allicin dalam bawang putih memiliki fungsi sebagai antivirus, antimikroba, dan anti jamur.
Sebuah studi dalam jurnal Advances in Therapy membuktikan bahwa mengonsumsi bawang putih mentah di musim flu bisa meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mencegah penyakit tersebut.
Bawang putih mengandung senyawa anti kanker
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bawang putih dapat menurunkan resiko kanker karena bawang putih mengandung beberapa zat diantaranya :
Onionin A (ONA)
Kandungan ONA yang terdapat dalam bawang putih baru-baru ini diketahui dapat membantu melindungi manusia dari kanker epitel ovarium, salah satu jenis kanker ovarium yang paling umum.
Senyawa ini mampu memperlambat pertumbuhan dan menghambat aktivitas sel kanker ovarium.
Selain itu, ONA juga disebutkan mampu meningkatkan efek obat antikanker. Dalam penelitian, tikus-tikus percobaan yang diberikan ONA, memperlihatkan waktu hidup yang lebih panjang.
Quercetin
Kandungan senyawa quercetin dalam bawang juga dapat membantu menurunkan dan menghambat proliferasi dari sel kanker ovarium, kanker payudara, dan kanker usus besar. Quercetin juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker otak dan kanker paru bagi perokok.
Tidak hanya bagi kanker, quercetin juga bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi, dan membantu mencegah pelepasan hisatamin, yang menyebabkan bawang putih dikenal sebagai 'antihistamin alami'.
Senyawa lain yang tak kalah bermanfaat
Senyawa organosulfur pada bawang seperti diallyl disulfide (DADS), S-allyl cysteine (SAC), S-methylcysteine (SMC) diketahui memiliki peran dalam mencegah kanker kolon dan kanker ginjal. Senyawa-senyawa ini dikenal mampu mencetuskan apoptosis atau kematian sel kanker.
Selain itu, bawang juga kaya akan serat, vitamin C, dan anthocyanin. Anthocyanin, merupakan pigmen merah, ungu, dan biru yang dapat ditemukan pada bawang. Zat ini dikenal mampu menurunkan risiko berbagai macam penyakit, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, dan penurunan fungsi saraf.
Bawang juga mampu mencegah obesitas dan diabetes dengan menghambat enzim tertentu dalam saluran cerna dan mengatur gula darah Anda. Selain itu, bawang juga memiliki efek antiradang yang dapat menjelaskan efek perlindungan makanan ini terhadap penyakit kronis.
Masalah yang timbul akibat konsumsi jumlah yang banyak
Ada kalanya dalam konsumsi bawang putih agar tidak berlebihan karena dapat menyebabkan iritasi pada pencernaan, menyebabkan sakit perut, dan meningkatkan risiko perdarahan karena bawang putih memiliki sifat anti-pembekuan darah.
Bawang putih mempengaruhi enzim dalam hati yang membantu menghilangkan efek dari obat-obatan tertentu di dalam tubuh sehingga efek obat dapat menurun, sedangkan pasien yang sedang menjalani kemoterapi justru membutuhkan efek obat-obatan tersebut. Efek ini masih diteliti, dan pilihan untuk konsumsi suplemen bawang putih harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Meskipun penelitian observasi membawa hasil yang cukup menggembirakan tentang zat aktif yang terkandung dalam bawang putih, namun informasi lain juga diperlukan untuk mendapatkan bukti yang lebih kuat.
Hanya sedikit penelitian yang mempelajari bawang putih, manfaat, dan risikonya terhadap mengobati kanker. Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi suplemen makanan atau minuman dalam jumlah yang besar.
Perlu di ingat menjaga pola makan juga sangat penting, batasi konsumsi makanan cepat saji, gorengan, daging merah olahan, dan minuman bersoda. Jangan malas olahraga teratur giatkan pola hidup sehat, karena yang menentukan hidup sehat itu datang nya dari diri sendiri dan kesadaran diri sendiri.